Tuesday, 14 June 2011

Hamba berjalan..bermusafir mencari cinta ILLAHI..

Tidak pernahkah kita merenung ingatan dari Allah sendiri terhadap orang yang mendakwa mereka itu cinta kepada-Nya?
tuhibbunallah.JPG
“Katakanlah: Jika sesungguhnya kamu itu mencintai Allah maka ikutlah aku, nescaya kamu juga akan dikasihi oleh Allah, dan akan diampun-Nya kesalahanmu. Dan Allah itu Tuhan yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Aal Imraan 3: 31)
Cinta Allah didapat bukan berasal dari warisan. Cinta Allah harus dicari dan diupayakan secara maksimal oleh tiap individu yang benar-benar merindukan cinta sejati, yaitu cinta yang tak pernah mengenal kata akhir bahkan akan selalu bertambah cinta-Nya pada kita. Sejauh mana balasan kita untuk menjawab cinta-Nya yang tak pernah bertepi ini?

Sungguh, betapa rapuh manusia bila saja ia menjalani kehidupan ini tanpa  cinta-Nya sebagai sumber kekuatan. Negara-negara sekuler telah membuktikannya dengan angka bunuh diri dan stress yang meningkat tajam ketika mereka lalai terhadap keberadaan cinta-Nya. Dan betapa bodohnya manusia yang sudah dianugerahi keimanan dan segenap cinta-Nya ketika mereka mencari cinta selain cinta-Nya. Cinta musuh-musuh Allah jauh lebih mereka harapkan daripada cinta terhadap Allah dalam bentuk bukti taat pada aturan-aturan-Nya. Sungguh jahil manusia model seperti ini.

Islam telah datang untuk mengentaskan manusia dari kejahilan semacam ini dan membawa pelita benderang untuk hanya peduli pada cinta-Nya saja. Dan biarlah cinta ini yang akan membawa kita nanti pada kemuliaan dunia dengan terterapkannya syariat Allah di bawah naungan Daulah Khilafah, insya Allah. Kerana itu, jangan pernah berhenti mencari cinta-Nya dalam bentuk ketaatan total pada hukum-hukum-Nya saja, bukan hukum jahiliyah buatan manusia. Wallahu ‘alam. 

0 comments:

Post a Comment