Sunday 12 June 2011

"Istilah bertunang dalam islam.."??


"Err..korang ni rapat je semacam je..de pape ke..?"..
"Kitorang ni da bertunang..(^_^)
"Tunang..?? bile?? xde inform kt kitorang pun..kate member.."
"Ala..kitorang tunang syariat la..tunang dalam islam.."
"Err..camne tue..??" ada ke..?? xpnh dgr pun.."
"tue la..awk xtaw..ada la.."
"Erm..tunang dalam islam?? tp..nampak cam same je ngn couple..


Sekadar berkongsi apa yang ana tahu tentang istilah "bertunang dalam islam"..(^_^)..


**********
Islam tidak mengenal hubungan pertunangan..tetapi islam mengenal tentang khitbah..(hurm..pe tue khitbah ea..??) Khitbah adalah lamaran di mana seorang wanita yang telah menerima khitbah, dia tidak boleh menerima khitbah dari orang lain. Meski ada banyak kesamaan, namun tetap saja antara keduanya punya perbezaan prinsip. Misalnya, khitbah tidak mengenal istilah cincin khitbah, sementara dalam tunangan, lazimnya ada  pertukaran cincin untuk menandakan bahwa pasangan itu sudah saling mengikat diri. Cara Pandang Keliru Yang perlu kita lebih berhati-hati dalam masalah tunangan adalah persepsi keliru. Di mana seringkali kita memandang kalau sudah bertunangan seolah-olah sudah menjadi seakan-akan suami isteri.


Lalu sudah menjadi maklum kalau pasangan yang sudah bertunangan boleh jalan-jalan berduaan, menonton, berboncengan  motor, naik kereta hanya berdua. Seolah-olah orang menganggap, "Ah, biarkan je. Nanti kalau ada apa-apa , sudah tahu siapa yang patut dipertanggungjawabkn." Pola pemikiran seperti ini tentu saja pola pemikiran yang sesat dan menyesatkan. Sebab pertunangan sama sekali tidak pernah menghalalkan yang haram.


Sama sekali tidak ada yang halal kalau baru sekadar pertunangan. Maka setiap langkah yang dilakukan oleh pasangan yang baru sekadar bertunangan, apakah itu berduaan tanpa mahram atau sampai kepada zina kebetulan, semua adalah langkah dan perbuatan syaitan. Hukumnya haram sampai selesai akad nikah. Adapun khitbah (lamaran) adalah sebuah langkah menuju kepada pernikahan yang sah. Secara posisi, bila seorang wanita telah menerima sebuah khitbah, dia tidak boleh menerima khitbah dari orang lain. Akan tetapi, dia tetap berhak untuk membatalkan khitbah itu bila ada alasan yang syar'i dan logis. Adanya khitbah ini juga berperanan untuk memberikan  (tempoh) waktu bagi kedua belah pihak sebelum memutuskan untuk menikah secara sah. Tetapi seorang laki-laki yang telah mengkhitbah seorang wanita, tidak lantas diperbolehkan untuk berduaan atau jalan bersama tanpa mahram. Wallahu a'lam..

0 comments:

Post a Comment